Sabtu, 19 April 2014

0 BUDIDAYA KEDELAI



1.      PENGERTIAN KEDELAI


Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Tanaman kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di butuhkan oleh penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan sumber protein, nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah tumbuh diberbadai wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai bahan makanan kedelai mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%), karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997). Di Indonesia, kedelai banyak diolah untuk berbagai macam bahan pangan, seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom, tauco, tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu, juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

2.      KLASIFIKASI KEDELAI

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja   dan Soja max  . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max  (L.) Merill. Menurt Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              :
Fabaceae
Genus              :
Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.

3.      MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

a.      Akar

Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang (Suprapto,  1998).
 Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar – akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto, 2004).
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar (Sumarno, 1997).

b.      Batang

Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).
 Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).

c.       Daun

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
Pada buku  pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang (Andrianto, 2004).
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata antara 190-320 buah/m² (Irwan, 2006).

4.      PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan semppurna supaya dpat berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan oksigen yang cukup.
Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah,  dan pemberantasan rumput.
Kondisi lahan yang akan ditanami:
a.      Tanah tegalan

Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus segera ditanam. Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.
b.      Permukaan lereng

Pengolahan dilakukan dengan cara terasering agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.
c.       Lahan sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Diantara  petakan dibuat saluran drainase selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.
5.      PEMILIHAN BIBIT

Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.
Untuk mendapatkan  hasil budidaya yang maksimal maka pemilihan bibit pun harus  yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:
a.       Benih dipanen setelah buah matang
b.      Diambil dari tanaman yang sehat
c.       Produksi tinggi
d.      Pertumbuhan tanam seragam
e.       Bersih dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
f.       Tidak keriput, tidak luka, dan mengkilat
g.      Harus kering benar
h.      Sudah harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
i.        Disimpan dalam kelembapan < 60%
Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu, bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.
Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapt-rapat.

Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya, tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.
6.      PEMBUATAN LUBANG TANAM

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam 3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15 cm atau 30 x 30 cm.

7.      CARA PENANAMAN

Cara penanaman kedelai ada dua cara, dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.
Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai, maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin.
Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg. jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.

8.      SYARAT TUMBUH

a.      Iklim

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno, 1987).
Menurut (Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
 Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Irwan, 2006).

b.      Tanah

Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Danarti, 1995).
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup (Arsyad dan Syam 1998).
Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Adisarwanto, 2005).
 Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik ((Sumarno, 1987).

c.       Ketinggian Tempat

Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).

9.      TAHAP PEMELIHARAAN TANANAMAN

a.      Pengairan

Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15-30 menit. Tanah jangan terlalu becek ataupun kekeringan. Saat perkecambahan umur 0-5 hari, 15-20 hari, masa pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari), sangat memerlukan air. Sedangkan saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

b.      Pemupukan

Untuk lahan sawah di jalur Pantura, termasuk Indramayu, penanaman kedelai setelah padi memerlukan pemupukan dengan takaran/dosis :
N : 50 – 100 kg Urea / Ha.
P : 75 – 150 kg TSP atau SP-36/Ha.
K : 50 – 100 kg KCl / Ha.
Apabila ada, bisa ditambah dengan pupuk kandang.
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a.       Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b.      Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
c.       Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.

c.       Penyulaman dan penyiangan

Penyulaman dilakukan seminggu setelah benih ditanam, hal ini dilakukan untuk mengganti apabila ada tanaman yang mati.
Kegiatan penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berbunga. Penyiangan dilakukan untuk untuk membersihkan gulma dan penggemburan tanah dapat dilakukan pada saat penyiangan.

10.  PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama yang sering menyerang tanaman kedelai antara lain:

a.       Kembang daun, ciri-cirinya, warna hitam, dibagian pinggir terdapat garis-garis kuning, dan bertelur dan menetas pada daun.Cara pengendaliannya, semprot dengan Azondrin 15 WSC, Kharpos, dan 0,1% Tacophene dalam bentuk cair.
b.      Kepik polong, ciri-cirinya, bentuk tubuh dan warna mirip walang sangit, dan bergaris putih dan kuning disepanjang tepi sisi badannya.Cara pengendaliannya, semprot dengan Bayrusil dengan dosis 1-2 cc/liter, dan semprot dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC setiap 1-2 minggu setelah tanaman 50 hari.
c.       Lalat kacang, ciri-cirinya, lalat kecil dengan warna hitam, warna 1,5 mm, bertelur pada keping biji yang sedang tumbuh, bertelur pada pagi hari, dan berkepong-pong pada bagian kulit pangkal daun.Cara pengendaliannya, dicegah dengan cara menanam ketika tanah masih dalam keadaan lembab dan subur, sebelum benih ditanam campur dengan insektisida Marshall 200 EC, dan lakuakn penyemprotan dengan Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC, dan Lonnate 25 WP.
d.      Ulat penggerek polong, ciri-cirinya, bertelur dibawah daun buah.Cara pengendaliannya, semprot tanaman pada waktu pembentukan polong dengan insektisida surecid, Agrothion 50 EC, dan Dursban 20 EC.
e.       Ulat prodenia, ciri-cirinya, larva berikuran panjang ± 3 cm berwarna hitam, ada garis-garis kuning di punggung dan samping, bertelur di permukaan daun, dan berkepompong di dalam tanah.Cara pengendaliannya, semprot pada permukaan daun bagian atas dengan insektisida Azodrin 15 WSC dan Thiodon 35 EC dua kali seminggu setelah ditemukan telur.
f.       Ulat jengkal, ciri-cirinya, berwarna hitam dan berjalan seperti jengkal.Cara pengendaliannya, semprot dengan insedktisida Agrothion 50 EC, basudin 60 EC, dan Azodin  15 WSC.

Penyakit yang menyerang tanaman kedelai antara lain:
a.       Bercak daun, penyebabnya bakteri Xanthomonas phaseoli. Gejalanya, pada permukaan bawah daun terdapat bintik berwarna kuning dan warna coklat di tengash bercakan, kemudian bercak-bercak bergabung menjadi lebih besar, dan tanaman menjadi layu dan mati. Cara menanggulanginya, penanaman varitas harus yang tahan penyakit, mermbersihkan gulma, dan semprot dengan Bentate 50 WP, Bayleron 250 EC
b.      Penyakit karat, penyebabnya, Cendawan Phakospora pachyrhizi. Gejalanya, muncul saat tanaman selesai berbunga, di permukaan daun bagian bawah terdapat bintik-bintik coklat, spora berwarna coklat bertaburan apabila disentuh, dan polong banyak yang tidak berisi. Cara menanggulanginya, penanaman varietas harus yang tahan penyakit, tanam serempak, pergiliran tanaman, membersihkan gulma, dan semprot dengan Benlate dosis 2 gram/liter, Baycor 300 EC, Bayleron 250 EC.
c.       Mozaik, penyebabnya virus, gejalanya tanaman jadi kerdil, daun menggulung dan agak keriput, dan jarak antara cabang pendek.Penanggulangannya, menanam parietas yang tahan penyakit, pergiliran tanaman, tanaman yang terserang cabut dan bakar, membersihkan gulma, kemudian semprot dengan Basudin 60 EC.

 

INDAHNYA BERBAGI™ Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates