1. PENGERTIAN KEDELAI
Kedelai (Glycine maxi L.) merupakan tanaman asli
daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan
makin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19,
menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan
perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan
Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian berkembang
ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Tanaman kedelai
salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di butuhkan oleh penduduk Indonesia
dan dipandang penting karena merupakan sumber protein, nabati, lemak, vitamin
dan mineral yang murah dan mudah tumbuh diberbadai wilayah Indonesia serta
kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang cukup penting setelah
kacang tanah dan jagung. Sebagai bahan makanan kedelai mempunyai kandungan gizi
yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%), karbohidrat (35%) dan air (8%)
(Suprapto, 1997). Di Indonesia, kedelai banyak diolah untuk berbagai macam
bahan pangan, seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom,
tauco, tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu, juga
banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
2. KLASIFIKASI KEDELAI
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine
soja dan Soja max . Namun pada tahun 1948 telah disepakatibahwa
nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Menurt
Adisarwanto (2005) klasifikasi tanaman kedelai yaitu sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
3. MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI
a. Akar
Akar kedelai
mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar
tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang
terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan
yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam,
yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik.
Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar
cabang. Pada akar – akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri
Rhizobium japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas
(N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto,
2004).
Tanaman kedelai
mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping
(horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar
akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air.
Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120
cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air
maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya
bintil-bintil akar (Sumarno,
1997).
b. Batang
Pertumbuhan
batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan
indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk
batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.
Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe batang mirip
keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku
pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang
penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30
buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang
determinate (Hidayat, 1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau
setelah fase menjadi kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat
dibedakan menjadi dua. Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas
disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil.
Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).
c. Daun
Umumnya, bentuk
daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk
daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya,
daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk
varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata,
berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya
terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki
tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk.
Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian
bawah batang (Andrianto, 2004).
Umumnya, bentuk
daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk
daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan
mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji. Umumnya, daerah yang
mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas
kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata antara 190-320
buah/m² (Irwan, 2006).
4. PENGOLAHAN
TANAH
Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai
sangat penting, karena kedelai harus berkecambah dengan semppurna supaya dpat
berkembang dengan maksimal, selain itu benih juga memerlukan kelembapan dan
oksigen yang cukup.
Ada beberapa tujuan pengolahan tanah adalah
supaya tanah menjadi gembur, pembenaman sisa-sisa tanaman, memecah
bongkahan-bongkahan tanah, perataan tanah, dan pemberantasan rumput.
Kondisi lahan yang akan ditanami:
a. Tanah tegalan
Pengolahan tanah pada tegalan dilakukan dengan
cara dibajak, digaru dan diratakan. Sisa-sisa gulma dibuang, dan pelaksanaannya
dilakukan pada akhir musim kemarau karena pada awal musim hujan benih ahrus
segera ditanam. Untuk penanaman kedua tanah tidak usah diolah lagi. Dan jangan
lupa membuat bedengan atau kalenan-kalenan seperlunya.
b. Permukaan lereng
Pengolahan dilakukan dengan cara terasering
agar erosi pada permukaan tanah dapat diperkecil.
c.
Lahan
sawah
Tanah diolah dengan cukup untuk membuat jerami
padi sampai kepermukaan tanah, kemudian jerami disingkirkan. Buat lubang dengan
tugal pada petakan dengan lebar 3 m – 10 m, panjang disesuaikan dengan kondisi
lahan.
Diantara petakan dibuat saluran drainase
selebar 25-30 cm, dengan kedalaman 30 cm, diamkan selama 7-10 hari untuk
menutupi bibit yang telah ditebar atau dimasukan ke dalam tanah yang ditugal.
5. PEMILIHAN BIBIT
Benih yang baik untuk budidaya kedelai ialah
benih yang sudah cukup tua, utuh, dan warnanya mengkilat. Bibit dibutuhkan
sebanyak 50-75 kg untuk 1 ha, bibit bisa didapat dari took-toko yang
menyediakan bibit ataupun denga bibit hasil pertanian sendiri.
Untuk mendapatkan hasil budidaya yang
maksimal maka pemilihan
bibit pun harus yang berkualitas. Syarat-syarat bibit unggul:
a.
Benih
dipanen setelah buah matang
b.
Diambil
dari tanaman yang sehat
c.
Produksi
tinggi
d.
Pertumbuhan
tanam seragam
e.
Bersih
dari kotoran, hama, penyakit dan gulma
f.
Tidak keriput,
tidak luka, dan mengkilat
g.
Harus
kering benar
h.
Sudah
harus ditanam paling lambat 8 bulan sejak dipanen
i.
Disimpan
dalam kelembapan < 60%
Ada dua cara untuk mengadakan pembibitan yaitu,
bibit disimpan dalam bentuk biji dan bibit disimpan dalam bentuk buah.
Bibit yang disimppan dalam bentuk biji, caranya
tanaman yang sudah kelihatan tua yang buahnya banyak, batangnya besar, buahnya
tidak mudah pecah dan bebas penyakit lalu kita petik.
Kemudian ditampi. Pilih biji yang besar, mulus
dan tidak keriput, kemudian dijemur lagi hingga kering. Campurkan debu sedikit
minyak tanah. Masukan ke dalam kaleng dan tutup rapt-rapat.
Bibit yang disimpan dalam bentuk buah caranya,
tanaman di cabut dan dijemur sampai benar-benar kering. Ikat dan gantungkan di
atas tungku api. Menjelang tanam, yaitu 3-4 hari sebelum tanam ikatan
dipukul-pukul agar biji lepas kemudian dipilih biji yang baik dan dijemur.
6. PEMBUATAN
LUBANG TANAM
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan alat tugal, lubang dibuat sedalam
3-4 cm. jarak tanam tergantung dari kesuburan tanah, dan ketersedian air maupun
varietas yang ditanam. Dapat menggunakan ukuran 20 x 40 cm, 25 x25 cm, 30 x 15
cm atau 30 x 30 cm.
7. CARA PENANAMAN
Cara penanaman kedelai ada dua cara,
dengan cara ditebar dan dengan cara ditugalkan. Penanaman dengan cara
ditebarkan akan memperoleh tumbuhan yang tumbuh tidak merata, bibit yang
dibutuhkan lebih banyak, namun waktu dan tenaga yang digunakan lebih singkat.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.
Penanaman dengan cara ditugal memerlukan 3 orang, 1 oorang untuk membuat lubang, 1 orang memasukan benih, dan 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang.
Apabila penanaman dilakukan pada lahan yang tidak pernah ditanami kedelai,
maka benih dicampur dengan bakteri rhizobium. Caranya sama seperti yang
dijelaskan pada pembahasan budidaya kacang hijau, yaitu dicampur dengan legin.
Setiap 5-10 gram dibatasi sedikit air, kemudian dicampur dengan benih 1 kg.
jika legin tidak ada, benih bisa diberi tanah yang sudah sering ditanami
kedelai (kacang-kacangan). Setiap 1 kg benih dicampur dengan 100-250 gram
tanah. Kemudian diangin-anginkan, lalu ditanam tiap lubang 2-3 butir benih.
8. SYARAT TUMBUH
a.
Iklim
Tanaman kedelai
sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai
barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung.
Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih
disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno, 1987).
Menurut
(Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki
curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara
21-34 0C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai
23-27 0C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu
yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim
kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap
waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Irwan, 2006).
b. Tanah
Kedelai tidak
menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan
pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh
dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar.
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi
tanah cukup baik (Danarti, 1995).
Tanah-tanah
yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada
tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir
kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk
organik atau kompos dalam jumlah cukup (Arsyad
dan Syam 1998).
Kedelai juga
membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang
cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan
bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan
tanaman (Adisarwanto, 2005).
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh
bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh.
Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan
aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi
amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik
((Sumarno, 1987).
c. Ketinggian Tempat
Varietas
kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300
m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian
tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).
9. TAHAP PEMELIHARAAN TANANAMAN
a.
Pengairan
Pengairan dapat dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15-30
menit. Tanah jangan terlalu becek ataupun kekeringan. Saat perkecambahan umur
0-5 hari, 15-20 hari, masa pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari), sangat
memerlukan air. Sedangkan saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan
kering.
b. Pemupukan
Untuk lahan sawah di jalur Pantura, termasuk Indramayu, penanaman kedelai
setelah padi memerlukan pemupukan dengan takaran/dosis :
N : 50 – 100 kg Urea / Ha.
P : 75 – 150 kg TSP atau SP-36/Ha.
K : 50 – 100 kg KCl / Ha.
Apabila ada,
bisa ditambah dengan pupuk kandang.
Waktu dan cara
pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a.
Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara
ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b. Pupuk susulan I
: umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping
tanaman.
c. Pupuk susulan
II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo
disamping tanaman.
c.
Penyulaman dan penyiangan
Penyulaman dilakukan seminggu setelah benih ditanam, hal ini dilakukan
untuk mengganti apabila ada tanaman yang mati.
Kegiatan penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk
susulan. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berbunga.
Penyiangan dilakukan untuk untuk membersihkan gulma dan penggemburan tanah
dapat dilakukan pada saat penyiangan.
10. PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
Hama yang
sering menyerang tanaman kedelai antara lain:
a.
Kembang daun, ciri-cirinya, warna hitam, dibagian pinggir terdapat
garis-garis kuning, dan bertelur dan menetas pada daun.Cara pengendaliannya,
semprot dengan Azondrin 15 WSC, Kharpos, dan 0,1% Tacophene dalam bentuk cair.
b. Kepik polong, ciri-cirinya,
bentuk tubuh dan warna mirip walang sangit, dan bergaris putih dan kuning disepanjang
tepi sisi badannya.Cara pengendaliannya, semprot dengan Bayrusil dengan dosis
1-2 cc/liter, dan semprot dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Dursban 20 EC setiap
1-2 minggu setelah tanaman 50 hari.
c. Lalat kacang, ciri-cirinya,
lalat kecil dengan warna hitam, warna 1,5 mm, bertelur pada keping biji yang
sedang tumbuh, bertelur pada pagi hari, dan berkepong-pong pada bagian kulit
pangkal daun.Cara pengendaliannya, dicegah dengan cara menanam ketika tanah
masih dalam keadaan lembab dan subur, sebelum benih ditanam campur dengan
insektisida Marshall 200 EC, dan lakuakn penyemprotan dengan Azodrin 15 WSC,
Dursban 20 EC, dan Lonnate 25 WP.
d. Ulat penggerek
polong, ciri-cirinya, bertelur dibawah daun buah.Cara pengendaliannya, semprot
tanaman pada waktu pembentukan polong dengan insektisida surecid, Agrothion 50
EC, dan Dursban 20 EC.
e. Ulat prodenia, ciri-cirinya,
larva berikuran panjang ± 3 cm berwarna hitam, ada garis-garis kuning di
punggung dan samping, bertelur di permukaan daun, dan berkepompong di dalam
tanah.Cara pengendaliannya, semprot pada permukaan daun bagian atas dengan
insektisida Azodrin 15 WSC dan Thiodon 35 EC dua kali seminggu setelah
ditemukan telur.
f.
Ulat jengkal, ciri-cirinya, berwarna hitam dan berjalan seperti
jengkal.Cara pengendaliannya, semprot dengan insedktisida Agrothion 50 EC, basudin
60 EC, dan Azodin 15 WSC.
Penyakit yang
menyerang tanaman kedelai antara lain:
a.
Bercak daun, penyebabnya bakteri Xanthomonas phaseoli. Gejalanya,
pada permukaan bawah daun terdapat bintik berwarna kuning dan warna coklat di
tengash bercakan, kemudian bercak-bercak bergabung menjadi lebih besar, dan
tanaman menjadi layu dan mati. Cara menanggulanginya, penanaman varitas harus
yang tahan penyakit, mermbersihkan gulma, dan semprot dengan Bentate 50 WP,
Bayleron 250 EC
b. Penyakit karat, penyebabnya,
Cendawan Phakospora pachyrhizi. Gejalanya, muncul saat tanaman selesai
berbunga, di permukaan daun bagian bawah terdapat bintik-bintik coklat, spora
berwarna coklat bertaburan apabila disentuh, dan polong banyak yang tidak
berisi. Cara menanggulanginya, penanaman varietas harus yang tahan penyakit,
tanam serempak, pergiliran tanaman, membersihkan gulma, dan semprot dengan Benlate
dosis 2 gram/liter, Baycor 300 EC, Bayleron 250 EC.
c.
Mozaik, penyebabnya virus, gejalanya tanaman jadi kerdil,
daun menggulung dan agak keriput, dan jarak antara cabang pendek.Penanggulangannya,
menanam parietas yang tahan penyakit, pergiliran tanaman, tanaman yang
terserang cabut dan bakar, membersihkan gulma, kemudian semprot dengan Basudin
60 EC.
0 komentar:
Posting Komentar